Rabu, 30 Mei 2012

Mengenal Akar Budaya dan Masyarakat Cirebon

Sosok kebudayaan Cirebon yang berkembang hingga saat ini bukan merupakan cerminan atau ''karya,Karsa dan Rasa''(buah pikiran,akal budi)manusia Cirebon itu sendiri,melainkan lebih merupakan pembiasan dari kebudayaan asing(sunda,jawa,cina,arab,india,dll).Hal itupun kemudian diamini oleh Ahmad Syubbanuddin Alwy,yang dengan segenap ketegasannya mengatakan bahwa budaya Cirebon tidak memiliki identitas yang jelas.

Dalam perspektif kebudayaan,diakui atau tidak,Cirebon sesungguhnya merupakan sebuah fenomena menarik yang banyak menyedot perhatian berbagai kalangan.Cirebon ternyata tidak hanya diperbincangkan,tetapi juga memperbincangkan dirinya,bagi sebuah misteri,pada saat-saat peristiwa budaya berlangsung,Cirebon menjadi pusat perhatian,dari yang hanya sekedar ingin tahu sampai yang melakukan berbagai penelitian sehingga menurut istilah Arthur S,Nalan,dewasa ini Cirebon telah menjadi sebuah wilayah yang sudah Lidig(tanah yang penuh dengan jejak kaki).Hal itu secara eksplisit memberi petunjuk pada kita bahwa sosok daerah itu memiliki daya tarik tersendiri,terutama yang menunjuk pada relasinya dengan tipikal seni budayanya yang unik.

Terbentuknya unikum budaya Cirebon yang menjadi ciri khas masyarakatnya hingga dewasa ini lebih disebabkan oleh faktor geografis dan historis,dalam konteks ini,sebagai daerah pesisir,Cirebon ejak sebelum dan sesudah masuknya pengaruh islam merupakan pelabuhan yang penting dipesisir Utara Jawa,oleh karena itu,dalam posisinya yang demikian itu,Cirebon menjadi sangat terbuka bagi suku,agama dan bahkan antar bangsa.

Menurut Pustaka Jawadwipa,pada tahun 1447M,kaum pendatang yang kemudian menjadi penduduk Cirebon saat itu,berjumlah sekitar 346 orang yang mencakup sembilan rumpun etnis,seperti Sunda,Jawa,Sumatera,Semenajung,India,Parsi,Syam(Siria),Arab,dan Cina.Sebagai konseksuensi logis dari realitas masyarakat yang sedemikian plural,proses akulturasi budaya dan sinkrentisme menjadi sebuah keniscayaan yang tak terelakan.

Demikianlah realita budaya Cirebon,identitas yang hibrid itu kemudian diejawantahkan ke dalam berbagai bentuk budaya material,mulai dari kain(batik),seni boga,seni pertunjukkan,hingga bangunan-bangunan ibadah(Setiadi Sopandi),Kompas 16/3/03,namun serapan-serapan budaya sering kali tidak hanya berbentuk seni,ttapi juga pada kehidupan sehari-hari yang sifatnya sangat mendasar,seperti pada sistem kepercayaan masyarakat.

Secara simbolik hibriditas kebudayaan Cirebon tampak pada bentuk ornamen kereta Paksi Naga Liman,kerata kebesaran Kesultanan cirebon dimasa lampau itu berbentuk hewan bersayap,berkepala naga,dan berbelai gajah,hal tersebut menyiratkan makna yang sangat mendalam bahwa konstruksi kebudayaan Cirebon terbentuk dari tiga kekuatan besar,yakni kebudayaan Cina(Naga),kebudayaan Hindu(gajah),dan kebudayaan islam(liman).

Kecenderungan kultural yang hibrid itu,seperti telah disinggung diatas,tampak pada berbagai jenis kesenian tradisional,sebut saja Topeng Cirebon misalnya,terutama dalam unsur-unsur visualnya adlah pengaruh budaya Cina,dalam hal ini Saini KM mengungkapkan,betapa miripnya hiasan kepala (tekes,siger)dan Topeng(kedok)yang dikenakan oleh tokoh-tokoh Topeng Cirebon dengan tokoh-tokoh Opera Peking.

Memang pengaruh budaya Cina begitu kuat mewarnai bentuk-bentuk kesenian milik masyarakat Cirebon,simak sja batik Trusmi dan lukisan kaca,ornamentasi kedua bentuk karya seni rumpun seni rupa itu(mega mendung dan wadasan)hasil adopsi dari motif-motif lukisan Cina,juga seni helaran Burokan mirip benar dengan seni pertunjukan Barongsay,harus diakui pula dalam sistem kepercayaan masyarakatnya sekalipun atas kehebatannya Suanan Gunung jati yang telah menjadikan islam sebagai basis religi,tetapi apabila kita cermati lebih seksama reduksi arkais budaya dan Hindu bercampur menjadi bagian Folway(tradisi,adat,kebiasaa)Wong Cirebon.

Bersambung.... 

Surah Al-Fatihah

Al-Fatihah,''pembukaan''adalah surah pertama dalam Al-Qur'an,surah ini di turunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat,Al-Fatihah merupakan surah yang perta diturunkan dengan lengkap diantara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an,surah ini dinamakan Al-Fatihah(Pembukaan),karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Qur'an.Dinamakan Ummul Qur'an(induk Al-Qur'an atau Ummul Kitab,induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Qur'an,dinamakan pula As Sab'ul matsaany(tujuh yang berulang-ulang karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam shalat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2,dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah,karena Allah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini,diantaranya nikmat itu ialah:nikmat menciptakan,nikmat mendidik dan menumbuhkan,sebab kata Rabb dalam kalimat Rabbul'aalamin tidak hanya berarti Tuhan atau penguasa,tetapi juga mengandung arti Tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan,hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah,karena Tuhanl-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini.Pendidikan,penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya,sehingga menjadi sumber berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah,serta berguna bagi masyarakat,oleh karena keimanan(ketauhidan)itu merupakan masalah yang pokok,maka di dalam surah Al-Fatiha tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja,tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5,yaitu : Iyyaaka na'bud wa iyyaka nasta'iin(hanya kepada Engkau-lah kami menyembah,dan hanya kepada Engka-lah kami mohon pertolongan),janji Allah,memberi pahala terhada perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.

Yang dimaksud dengan yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari tiu Allah-lah yang berkuasa sega sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaa-Nya.Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk,ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat,maksud''Hidayah''disini ialah hidayah yang menjadi sebab daptnya keselamatan,kebahagiaan dunia dan akhirat,baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak,hukum-hukum dan pelajaran.

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah,sebagian besar dari ayat-ayat Al-Qur'an memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang,yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini.ialah para Nabi,para shiddieqiin(orang-orang yang sungguh-sungguh beriman),syuhada(orang-orang yang mati syahid),Shaalihiin(orang-orang yang saleh),orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat,ialah golongan yang menyimpang dari ajaran islam.

Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an pada surah-surah yang lain.

Al-Fatihah dalam Shalat
Al-Fatihah merupakan satu-satunya yang dipandang penting dalam shalat,shalat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini(4) Dalam hadist dinyatakan bahwa shalat yang tidak disertai Al-Fatihah adalah shalat yang''buntung''dan''tidak sempurna''(5) walau begitu hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hapal Al-Fatihah.Dalam hadist ini disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca.

''Maha Suci Allah,segala puji milik Allah,tidak ada Tuhan kecuali Allah,Allah Maha Besar,tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah.''(6)

Dalam pelaksanaan shalat,Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan do'a iftitah dan dilanjutkan dengan ''Amin'' dan kemudian membaca ayat atau surah Al-Qur'an(pada rakaat tertentu).Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam shalat,harus diiringi dengan ayat surah lain Al-Qur'an.Sedangkan rakaat ketiga hingga keempat,hanya Al-Fatihah saja yang dibaca(7).

Amin(jeda)Arrahmanir rahim(jeda)maliki yaumiddin(jeda)dan seterusnya.

Selain itu,kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddin dengan ma pendek dibaca Maliki yaumiddin dengan ma panjang,(9)

Dalam shalat,Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata''Amin''.Amin''dalam shalat jahr biasanya didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum.pembacaan ''Amin''diharuskan dengan suara keras dan panjang(10),dalam hadist disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan ''Amin''karena Malaikat juga mengucapkannya,sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa''Amin''diucapkan apabila imam mengucapkannya.(11)

Rasulullah bersabda''Wahai Abu Bakar,saya telah leawat di depan rumahmu ketika engkau shalat Lail dengan membaca lirih,''Abu Bakar menjawab,''Wahai Rasulullah,Dzat yang aku bisiki sudah mendengar.''Beliau bersabda kepada Umar,''Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu shalat Lail dengan bacaan yang keras.'' jawabnya,Wahai Rasulullah,aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan,''Nabi SAW bersabda,''Wahai Abu Bakar,keraskan sedikit suaramu,''Kepada Umar beliau bersabda,''Lirihkan sedikit suaramu''(12).

Penutup

Surah Al-Fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at islam,kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Qur'an yang 113 surah berikutnya.

Persesuaian ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surah Al-Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surah Al baqarah dan surat-surat yang sesudahnya,dibahagian akhir surat Al-Fatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Allah kejalan yang lurus,sedangkan surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan Al Kitab(Al Qur'an) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksud itu.

Ada kurang lebihnya kami mohon bisa ditambahkan. 

Gua Sunyaragi Cirebon

Lebih kurang 5km kearah Barat dari jantung kota Cirebon,tepatnya dikelurahan Graksan,terhampar bangunan yang unik,areal bangunan ini dikenal sebagai Tamansari Gua Sinyaragi,petilasan dengan arsitektur,estetik bernilai historis,serta mengungkap nilai-nilai spiritual yang merupakan salah satu warisan budaya masa lalu yang terdapat di wilayah Cirebon,pembangunannya dilakukan pada tahun 1703,sedangkan gagasan berasal dari benak Sang Patih Keraton Kasepuhan yang bernama Pangeran Arya Cirebon,tokoh ini dikenal sebagai peminta sejarah dan kebudayaan,karya legendaris lainnya yaiutu kitab sejarah''PURWAKA CARUBAN''yang berhasil disusunnya pada tahun1720,Sunya berarti sepi,rga tau ragi berarti Jasmani

Taman Gua Sunyaragi ini senenarnya merupakan komplek bangunan kuno yang apabila dibagi-bagi akan terdapat 12 bangunan inti dari satu bangunan tambahan yaitu :

1.  Gua Pengawal
2.  Gua Pande Kemasan
3.  Gua Simayang
4.  Bangsal Jinem
5  .Gua Pawon
6.  Mande Beling
7.  Gua Lawa
8.  Gua Padang Ati
9.  Gua Kelanggengan
10.Gua Peteng
11.Bale Kambang
12.Gua Arga Jumut


Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan dibangun pada tahun 1800,keraton ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang perlengkapan perang,gamelan dll.

Seperti halnya Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman,Keraton Kecirebonan pun tetap menjaga melestarikan serta melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti upacara Panjang Jimat dan sebagainya.

SILSILAH SULTAN KERATON KACIREBONAN

1.  Pangeran Pasarean
2.  Pangeran Jati Carbon
3.  Panembahan Ratu Pangeran diPati Ano Carbon
4.  Pangeran di Pati Anom Carbon
5.  Panembahan Girilaya
6.  Sultan Moh Badridini Kanoman
7.  Sultan Anom Raja Mandurareja Kanoman
8.  Sultan Anom Alimudin
9.  Sultan Anom Moh Kaerudin
10.Sultan Carbon Kaeribonan
11.Pangeran Raja Madenda
12.Pangeran Raja Denda Wijaya
13.Pangeran Raharja Madenda
14.Pangeran Raja Madenda
15.Pangeran Sidek Arjaningrat
16.Pangeran Harkat Nata Diningrat
17.Pangeran Moh Mulyono Ami Natadingrat
18.KGPH Abdulgani Nata Diningrat Dekarangga

Keraton Kanoman Cirebon

Komplek Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berada dilokasi dibelakang pasar di Kraton ini tinggal Sultan ke dua belas yang bernama Raja Muhammad Emerudi=din beserta keluarga.Keraton Kanoman merupakan komplek yang luas,yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno,salah satunya Saung yang bernama Bangsal Witana yang merupakan cikal bakal Keraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.

Di Keraton ini masih terdapat barang-barang Sunan Gunung Jati,seperti Dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum.Bentuknya burak,yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj,tidak jauh dari kereta terdapat bangsal Jinem atau pendopo untuk menerima tamu,penobatan Sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi dan di bagian tengah Keraton terdapat komplek bangunan bernama Siti Hinggil.

Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua Keraton Cirebon,tak cuma di Keraton,piring-piring keramik itu bertebaran hampir si seluruh situs bersejarah di Cirebon,dan yang tidak kalah penting dari Keraton Cirebon adalah Keraton selalu menghadap ke Utara,dan dihalamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi.Di depan keraton selalu ada alun-alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian,disebelah timur keraton selalu ada Masjid.

Keraton Kanoman disebut juga Kesultanan Kanoman,yang menjadi tujuan utama pertama di pagi hari pada penggal awal Mei lalu ternyata terletak tersembunyi dibalik keramaian pasar,memerlukan energi lebih untuk mencapai tujuan sejak para penjual jambu biji asal desa Pagartoya yang menjajakan dagangan di depan Vihara Pancar Keselamatan,menunjukkan arah menuju keraton,maklum kendaraan harus membelah kerumunan penjual sayur-sayuran dan buah-buahan yang meluap hingga ke badan jalan,nyaris tak bisa jalan kalau tidak ada bantuan dari petugas parkir pasar.

Keraguan menyergap ketika mulai memasuki kawasan keraton,lenggang,sepi di bagian luar,bangunan-bangunan sepertipagar yang menjadi pembatas kawasan keraton,pintu gerbang,hingga bangsal pasabean tampak terawat,rerumputan tumbuh tinggi dibeberapa tempat dihalaman.

Tak terbayangkan tempat itu menyimpan sejarah panjang tentang kepahlawanan,juga syiar islam,jika tidak menatap baik-baik bangunan utama,memang tidak sebesar bangunan dikeraton Yogyakarta,Keraton Surakarta namun masih memancarkan kharisma tersendiri,pagi itu bangsal Jinem,tempat yang dulu acap tak terawat dipakai petinggi keraton menerima tamu penting ,sedang ada acara keluarga.

Rasa penasaran menggiring langkah merambahi halamannya yang teduh,memang tampak keistimewaan jika mengamati lebih teliti bangunan-bangunan pagar maupun pintu gerbangnya,pagar tembok maupun gerbangnya berhiaskan piring-piring porselen yang cantik,porselen asli dari Negeri Tiongkok,kata Muhammad Rais(70th),Lurah Kesultana Kanoman,pemandu tamu.

Selasa, 29 Mei 2012

KERATON KASEPUHAN CIREBON

Keraton Kasepuhan yang terletak dikelurahan Kasepuhan,Kecamatan Lemahwungkuk,Kota Cirebon merupakan Keraton yang pertama sekali didirikan sekitar abad ke 13,sebagai pusat Pemerintahan Kesultanan Cirebon pada masa itu.

Sebagai Keraton Kesultanan Cirebon yang pertama,keraton kasepuhan memiliki sejarah yang paling panjang dibanding ketiga keraton lainnya,keraton ini juga memiliki wilayah kekeratonan yang terluas,wilayah kekeratonannya mencapai lebih 10 hektar,keraton ini terletak diselatan Alun-alun dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa disebelah barat alun-alun.

Pada masa awal didirikannya yang pertama kali dibangun adalah bangunan Keraton Pakungwati I,dibangun menghadap ke arah Laut Jawa dan membelakangi Gunung Ciremai,bangunan ini terdapat disebelah timur bangunan Keraton Pakungwati II.

Banyak sejarah penting yang tersimpan di dalam Keraton ini,serta benda peninggalan yang terdapat didalamnya seperti,sebuah tandu berbentuk makhluk berkepala burung dan berbadan ikan,hal ini melambangkan''Setinggi-tingginya seorang pemimpin dalam kepemimpinannya tetap harus mampu melihat dan menyelami keadaan setiap rakyat yang berada dibawahnya''.

Rentetan perjalanan dalam membangun sebuah pemerintahan pada masa itu,keraton Kasepuhan sebagai Keraton yang pertama ada di Cirebon,hal ini menunjukkan betapa besar peran serta pengaruh budaya Cirebon dalam membangun ekonomi pada masa pemerintahan Kesultanan saat itu.

Keraton Kasepuhan memang saat ini tidak lagi memegang dan menjalankan tampuk pemerintahan di Cirebon.Seperti pada masa Kesultanan namun sebagai peninggalan budaya,keraton Kasepuhan memiliki arti dan peran yang sangat penting dalam perjalanan panjangnya membangun budaya dan ekonomi Cirebon.

Keraton Kanoman merupakan pusat peradaban Kesultanan di Cirebon,yang kemudian terpecah menjadi  Keraton Kanoman,Keraton Kasepuhan,Keraton Kacirebonan dan Keraton Keprabon.

Kebesaran Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Cirebon,Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggungjawab menyebarkan agama islam di Jawa Barat,sehingga berbicara tentang Cirebon tidak lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati juga meninggalkan jejaknya yang hingga sekarang masih berdiri tegak,jejak itu bernama Kraton Kanoman,Kraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pakem,diantaranya melaksanakan tradisi grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur,Sunan Gunung Jati di Desa Astana,Cirebon Utara,peninggalan-peninggalan bersejarah dikeraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati,yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.



Senin, 28 Mei 2012

SEJARAH KOTA CIREBON

Semoga dengan kita mengenal sejarah kota Cirebon yang kita cintai menjadikan suatu kebanggaan sebagai Wong Cirebon dan tentunya kita bisa menghargai apa yang sudah diberikan para leluhur tanah Cirebon berikut catatan singkat semoga bermanfaat untuk anak cucu kita semua.

Asal kota Cirebon pada abad ke 14 dipantai utara Jawa Barat ada Desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng Bukit Amparan Jati.Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil,penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seseorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa.Pelabuhan Muara Jati banyak disinggahi kapal-kapal dagang dari luar diantaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat,yang diperdagangkannya adalah garam,hasil pertanian dan terasi.

Kemudian Ki Gedeng Tapa Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di Lemahwungkuk yang letaknya kurang lebih 5 km,ke arah selatan dari Muara jati.Karena banyaknya Saudagar dan pedagang asing juga dari daerah-daerah lain yang bermukim dan menetap maka daerah itu dinamakan Caruban yang berarti Campuran kemudian berganti nama Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang ini.

Raja Pajajaran Prabu Siliwangi mengangkat Ki Gede Alang-alang sebagai kepala pemukiman baru ini dengan gelar Kuwu Cerbon.Daerahnya yang ada dibawah pengawasan Kuwu itu dibatasi oleh Kali Cipamali disebelah Timur,Cigugur(Kuningan)sebelah Selatan,pegunungan Kromong disebelah Barat dan Junti(Indramayu)disebelah Utara.

Setelah Ki Gedeng Alang-alang wafat kemudian digantikan oleh menantunya yang bernama Walangsungsang dengan gelar Cakrabumi,kewajibannya adalah membawa upeti kepada Raja di Ibukota Rajagaluh yang berbentuk hasil bumi,akan tetapi setelah merasa kuat meniadakan pengiriman upeti,akibatnya Taja mengirim bala tentara,tetapi Cakrabumi berhasil mempertahankannya.

Kemudian Cakrabumi memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan Kerajaan Cirebon dengan memakai gelar Cakrabuana,karena Cakrabuana telah memeluk agama islam dan pemerintahannya telah menandai mulainya kerajaan Islam Cirebon,tetapi masih tetap ada hubungan dengan kerajaan Hindu Pajajaran.

Semenjak itu Pelabuhan kecil Muara Jati menjadi besar,karena bertambahnya lalu lintasdari dan kearah pedalaman,menjual hasil setempat sejauh daerah pedalaman Asia Tenggara.Dari sinilah awal berangkat nama Cirebon hingga menjadi kota besar sampai sekarang ini.

Pangeran CakraBuana kemudian membangun Keraton Pakungwati sekitar Tahun 1430M,yang letaknya sekarang di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.

Keraton Kasepuhan adalah Keraton termegah dan paling terawat di Cirebon,Makna disetiap sudut arsitektur Keraton ini pun terkenal paling bersejarah.Halam depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat Pendopo didalamnya.

Keraton ini memiliki musium yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan,salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu Kereta Singa Barong,karena ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 syawal untuk dimandikan.

Bagian dalam keraton ini dari bangunan utama yang berwarna putih.Di dalamnya terdapat ruang tamu,ruang tidur dan singgasana Raja.

Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh (Pangeran Mas Mochammadd Arifin II) cicit dari Kanjeng Sunan Gunung Jati,yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506,ia bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cairebon.Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati,sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I,sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati,ia wafat pada tahun1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua,nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.

Di depan Keraton Kasepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan Keprajuritan yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan.Dan di alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap setiap rakyat yang melanggar peraturan seperti hukuman cambuk,disebelah barat Keraton Kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para Wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Sedangkan disebelah timur Alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar-sekarang adalah pasar kasepuhan yang sangat terkenal dengan Pocinya,model bentuk Keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid sebelah Barat dan pasar disebelah Timur dan Alun-alun ditengahnya merupakan model-model Keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir,bahkan sampai sekarang model ini banyak diikuti oleh seluruh Kabupaten/kota terutama di Jawa yaitu Gedung Pemerintahan terdapat alun-alun dan sebelah Baratnya terdapat Masjid.

Sebelum memasuki gerbang komplek Keraton Kasepuhan terdapat du buah Pendopo,disebelah Barat disebut Pancaratna yang dahlunya merupakan tempat berkumpulnya para punggawa Keraton,Lurah atau pada zaman sekarang disebut Pamong Praja,sedangkan Pendopo sebelah Timur disebut Pancaniti yang merupakan tempat para perwira Keraton ketika diadakannya latihan Keprajuritan di Alun-alun.

Memasuki jalan komplek Keraton Kasepuhan disebelah kiri terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya,bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon sehari-harinya adalah Lemah Duwur yaitu tanah yang tinggi,sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti komplek Candi pada zaman Majapahit,bangunan ini didirikan pada tahun 1529,pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah(Sunan Gunung Jati)

Dipelataran depan Siti Inggil terdapat Meja batu berbentuk segi empat untuk bersantai,bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada tahun 1800-san,Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek taman Majapahit,disebelah Utara bernama  Gapura Adi sedangkan sebelah selatan bernama Gapura Banteng,dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah tahun 1451.

Saka yang merupakan tahun pembuatannya (1451 saka=1529M)Tembok bagian utara Komplek Siti Inggil masih asli sedangkan sebelah selatan sudah pernah mengalami pemugaran/renovasi,didinding tembok komplek Siti Inggil terdapat piring-piring dan porselen-porselen yang berasal dari Eropa dan negeri Cina dengan tahun pembuatan 1745M.Didlam komplek Siti Inggil terdapat 5 bangunan tanpa dinding yang memiliki nama dan fungsi tersendiri,bangunan utama yang terletak ditengah bernama Malang Semirang dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT.Bangunan disebelah ini merupakan tempat Sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman,bangunan disebelah kiri bangunan utama bernama Pendawa Lima dengan jumlah tiang penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam,bangunan ini tempat para pengawal pribadi Sultan.Bangunan disebalah kanan bangunan utama bernama Semar Tinandu dengan 2 buah tiang yang melambangkan Dua Kalimat Syahadat.,bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu,dibelakang bangunan utama bernama Mande Pangiring yang merupakan tempat para pengiring Sultan,sedangkan bangunan disebelah Mande pangiring adalah Mande Karasemen,tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan.Dibangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan Gamelan Sekaten(Gong Sakti),Gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha,selain 5 bangunan tanpa dinding terdapat juga semacam tugu batu yang bernama Lingga Yoni yang merupakan lambang dari kesuburan,Lingga yang berarti Laki-laki dan Yoni berarti Perempuan,bangunan ini berasal dari budaya Hindu dan diatas tembok sekeliling komplek Siti Inggil ini terdapat Candi Laras untuk penyelaras dari komplek Siti Inggil ini.