Komplek Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berada dilokasi dibelakang pasar di Kraton ini tinggal Sultan ke dua belas yang bernama Raja Muhammad Emerudi=din beserta keluarga.Keraton Kanoman merupakan komplek yang luas,yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno,salah satunya Saung yang bernama Bangsal Witana yang merupakan cikal bakal Keraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.
Di Keraton ini masih terdapat barang-barang Sunan Gunung Jati,seperti Dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum.Bentuknya burak,yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj,tidak jauh dari kereta terdapat bangsal Jinem atau pendopo untuk menerima tamu,penobatan Sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi dan di bagian tengah Keraton terdapat komplek bangunan bernama Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua Keraton Cirebon,tak cuma di Keraton,piring-piring keramik itu bertebaran hampir si seluruh situs bersejarah di Cirebon,dan yang tidak kalah penting dari Keraton Cirebon adalah Keraton selalu menghadap ke Utara,dan dihalamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi.Di depan keraton selalu ada alun-alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian,disebelah timur keraton selalu ada Masjid.
Keraton Kanoman disebut juga Kesultanan Kanoman,yang menjadi tujuan utama pertama di pagi hari pada penggal awal Mei lalu ternyata terletak tersembunyi dibalik keramaian pasar,memerlukan energi lebih untuk mencapai tujuan sejak para penjual jambu biji asal desa Pagartoya yang menjajakan dagangan di depan Vihara Pancar Keselamatan,menunjukkan arah menuju keraton,maklum kendaraan harus membelah kerumunan penjual sayur-sayuran dan buah-buahan yang meluap hingga ke badan jalan,nyaris tak bisa jalan kalau tidak ada bantuan dari petugas parkir pasar.
Keraguan menyergap ketika mulai memasuki kawasan keraton,lenggang,sepi di bagian luar,bangunan-bangunan sepertipagar yang menjadi pembatas kawasan keraton,pintu gerbang,hingga bangsal pasabean tampak terawat,rerumputan tumbuh tinggi dibeberapa tempat dihalaman.
Tak terbayangkan tempat itu menyimpan sejarah panjang tentang kepahlawanan,juga syiar islam,jika tidak menatap baik-baik bangunan utama,memang tidak sebesar bangunan dikeraton Yogyakarta,Keraton Surakarta namun masih memancarkan kharisma tersendiri,pagi itu bangsal Jinem,tempat yang dulu acap tak terawat dipakai petinggi keraton menerima tamu penting ,sedang ada acara keluarga.
Rasa penasaran menggiring langkah merambahi halamannya yang teduh,memang tampak keistimewaan jika mengamati lebih teliti bangunan-bangunan pagar maupun pintu gerbangnya,pagar tembok maupun gerbangnya berhiaskan piring-piring porselen yang cantik,porselen asli dari Negeri Tiongkok,kata Muhammad Rais(70th),Lurah Kesultana Kanoman,pemandu tamu.
Di Keraton ini masih terdapat barang-barang Sunan Gunung Jati,seperti Dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum.Bentuknya burak,yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj,tidak jauh dari kereta terdapat bangsal Jinem atau pendopo untuk menerima tamu,penobatan Sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi dan di bagian tengah Keraton terdapat komplek bangunan bernama Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua Keraton Cirebon,tak cuma di Keraton,piring-piring keramik itu bertebaran hampir si seluruh situs bersejarah di Cirebon,dan yang tidak kalah penting dari Keraton Cirebon adalah Keraton selalu menghadap ke Utara,dan dihalamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi.Di depan keraton selalu ada alun-alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian,disebelah timur keraton selalu ada Masjid.
Keraton Kanoman disebut juga Kesultanan Kanoman,yang menjadi tujuan utama pertama di pagi hari pada penggal awal Mei lalu ternyata terletak tersembunyi dibalik keramaian pasar,memerlukan energi lebih untuk mencapai tujuan sejak para penjual jambu biji asal desa Pagartoya yang menjajakan dagangan di depan Vihara Pancar Keselamatan,menunjukkan arah menuju keraton,maklum kendaraan harus membelah kerumunan penjual sayur-sayuran dan buah-buahan yang meluap hingga ke badan jalan,nyaris tak bisa jalan kalau tidak ada bantuan dari petugas parkir pasar.
Keraguan menyergap ketika mulai memasuki kawasan keraton,lenggang,sepi di bagian luar,bangunan-bangunan sepertipagar yang menjadi pembatas kawasan keraton,pintu gerbang,hingga bangsal pasabean tampak terawat,rerumputan tumbuh tinggi dibeberapa tempat dihalaman.
Tak terbayangkan tempat itu menyimpan sejarah panjang tentang kepahlawanan,juga syiar islam,jika tidak menatap baik-baik bangunan utama,memang tidak sebesar bangunan dikeraton Yogyakarta,Keraton Surakarta namun masih memancarkan kharisma tersendiri,pagi itu bangsal Jinem,tempat yang dulu acap tak terawat dipakai petinggi keraton menerima tamu penting ,sedang ada acara keluarga.
Rasa penasaran menggiring langkah merambahi halamannya yang teduh,memang tampak keistimewaan jika mengamati lebih teliti bangunan-bangunan pagar maupun pintu gerbangnya,pagar tembok maupun gerbangnya berhiaskan piring-piring porselen yang cantik,porselen asli dari Negeri Tiongkok,kata Muhammad Rais(70th),Lurah Kesultana Kanoman,pemandu tamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar