Selasa, 19 Juni 2012

Melihat,Mendengar,Merasa,Meraba dengan Kalbu

Di dalam tubuh manusia terdapat satu piranti khusus yang diciptakan oleh Gusti Allah,namun kebanyakan manusia tidak menyadari pentingnya piranti itu.Piranti tersebut merupakan bagian tubuh manusia yang berukuran kecil,namun jika satu bagian tubuh ini rusak maka rusaklah manusia itu. Bagian tersebutadakah Hati Nurani atau yang dikenal dengan Kalbu,begitu pentingnya arti dari sebuah Kalbu,sampai-sampai Rasulullah Muhammad SAW mengungkapkan lewat hadistnya,''Dalam tubuh setiap orang terdapat bagian yang terkecil yang disebut Kalbu,jika Kalbunya rusak,maka rusaklah manusia itu.Namun jika Kalbunya baik,maka baiklah akhlak manusia itu.'' Begitu pentingnya sebuah hati nurani atau Kalbu itu hingga piranti yang merupakan bagian dari tubuh kita itu menjadi''Tali''pengikat antara kita dan Gusti Allah. Pernah ada seorang teman yang menyatakan,''Saya tidak suka bekerja dengan hati nurani.Saya lebih suka bekerja dengan logika''.Agak kaget juga saya mendengarnya dari perkataan itu,memang manusia dibekali dengan logika tetapi tidak semua yang ada di muka bumi ini bisa dilogika,karena Gusti Allah menciptakan alam ini ada dua yakni nyata dan alam ghaib.Bagaimana bisa masuk logika jika menyangkut alam ghaib?lalu dengan apa manusia bisa menyaksikan keberadaan alam ghaib? Jawabannya hanya satu yaitu dengan Kalbu,jika diasah secara terus menerus maka Kalbu manusia akan lebih tajam daripada Pisau,namun sebaliknya,jika Kalbu tersebut tidak pernah diasah,maka akan tumpul,kebanyakan pelaku spiritual sangat memperhatikan betul terhadap Kalbu,mereka melihat dengan Kalbu,merasa dengan Kalbu,merasa dengan Kalbu bahkan kadang-kadang mereka meraba dengan Kalbu. Apakah Otak manusia sebagai tempat untuk berpikir tentang logika tidak penting?Wah,sangat penting,Gusti Allah tidak akan menciptakan apapun di dunia ini yang sia-sia,semuanya pasti ada gunanya,untuk itu antara otak manusia dan Kalbu memiliki hubungan yang sangat penting. Agar hati bisa setajam belati,lakukanlah latihan dengan Kalbu anda,aktifkanlah Kalbu anda agar bisa lebih mendekat pada Gusti Allah.Pada dasarnya,semua yang ada di dunia ini ada dalam Kalbu,kegembiraan,kesenangan,kebahagiaan,rasa syukur dan lain-lainnya ada pada Kalbu,oleh karena itu,gunakanlah Kalbu anda untuk selalu bisa berkomunikasi dengan Gusti Allah.

Lima Tahap Menjadi Manusia Sejati

Menjadi Manusia Sejati kita harus melakukan 5 tahapan dalam praktek dalam kehidupan Sbb :

1.Membersihkan hati,dengan cara membiasakan berfikir positif,sekalipun menghadapi situasi yang buruk
   dan tidak menyenangkan,tetapi selalu berusaha mengurai sisi baiknya,sebaliknya waspadai diri kita sendiri
   selalu mengevaluasi diri,karena setiap orang akan cenderung merasa sudah melakukan banyak hal amal
   kebaikan maupun merasa telah beriman,namun mengapa banyak pula orang yang merasa banyak amal
   banyak membantu,merasa sudah banyak sodakoh,merasa sudah bersih hati,merasa sudah menjalankan
   syariat,tapi kehidupannya kontradiktif,masih selalu merasa sial,dirundung musibah dan kesulitan,dan dengan
   percaya diri menganggap sebagai cobaan bagi orang-orang beriman,ini menjadi''Kelucuan''hidup yang ser-
   ing tidak kita sadari.

2.Berusaha setiap saat agar hidup kita bermanfa'at bagi sesama,dalam terminologi ajaran jawa disebut ...
   Donodriyah/Sodaqoh,Donodriyah/Sodaqoh ada empat[4]cara tingkatan yakni :

   1. Donodriyah/Sodaqoh Do'a
   2. Donodriyah/Sodaqoh Tutur Kata/nasehat yang baik dan menentramkan
   3. Donodriyag/Sodaqoh Tenaga
   4. Donodriyah/Sodaqoh Harta

Yang terakhir Donodriyah/Sodaqoh Harta yang paling sulit dilakukan tapi nilainya paling tinggi,kita lakukan semua kebaikan kepada sesama dengan tulus dan ikhlas,kita jadikan sebagai sarana tapa nrame[Ramai/giat dalam membantu sesama,tetapi sepi dalam berpamrih].

3.Belajar tulus dan ikhlas sepanjang masa,agar supaya mampu mewujudkan keikhlasan yang    sempurna,ukuran kesempurnaan ikhlas itu dapat di umpamakan ''Keikhlasan''kita sewaktu buang air  besar,kita enggan menoleh,bahkan selekasnya dilupakan dan di siram agar tidak berbau dan  membekas,setelah itu kita tak pernah membahas dan mengungkit-ungkit lagi di kemudian hari.Itu yang harus
 kita lakukan,sekalipun yang kita perbantukan berupa harta paling berharga,mengapa harus belajar ketulus
 ikhlasan sepanjang masa? Tidak lain karena keikhlasan hari ini dan dalam kasus tertentu,belum tentu berhas-
 il kita lakukan esok hari,belum tentu berhasil dalam kasus lain,dan belum tentu sukses kita wujudkan dalam  kondisi mental yang berbeda.

4.Menghilangkan sikap ke-aku-an[Nar/Api/Iblis] menghindari watak mencari benernya sendir,mencari men-
   angnya sendiri,dan mencari butuhnya sendiri,sebaliknya,jaga kesucian badan dan batin dari polusi hawa
   nafsu negatif agar sinar kesucian[nur]menjadi semakin terang dalam kehidupan anda.

5.Perbanyak bersyukur,sebab tiada alasan sedikitpun untuk menganggap Tuhan belum memberi anugerah
   kepada kita,coba hitung saja anugerah Tuhan dalam setiap detiknya,berpuluh-puluh anugerah selalu menga
   lir pada siapapun orangnya,sekali lagi dalam setiap detiknya,maka bersyukur yang paling ideal adalah mew
   ujudkannya dalam perbuatan,misalnya kita diberi kesehatan,bersyukurnya dengan cara gemar membantu
   Latih diri kita agar selalu membiasakan bersyukur TIDAK dengan mulut saja,tetapi dengan sikap dan
   perbuatan konkrit.

Dalam setiap melakukan amal baik kepada sesama,kita''transaksikan''kebaikan itu dengan Tuhan,jangan dengan orang yang kita baiki,jika kita ''bertransaksi''dengan orang,maka kita hanya akan mendapat pujian atau upah saja,jika 5 tahap itu bisa dilaksanakan menjadi kebiasaan sehari-hari,niscaya hidup kita akan menemukan kemulyaan sejati,baik dunia maupun akhirat,bahkan kita dapat meraih anugerah Tuhan berupa''Ngelmu Beja''atau''ilmu''keberuntungan,tidak dapat di celakai orang,selalu menemukan keburuntungan,selalu hidup kecukupan dan tentrem,bahkan semakin banyak kita memberi semakin banyak pula kita menerima....

Senin, 18 Juni 2012

Kata-Kata Mutiara

-Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu,karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ
 [ Musthafa al-Gholayani]

-Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah[ Abu Sulaiman A]

-Wahai pemburu dunia! berbuatlah kebajikan dan hendaklah kamu meninggalkan dunia,karena hal itu lebih
 baik bagimu.[Nabi Isa]

-Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku,karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan
 kehinaan [Imam Syafii]

-Barang siapa tidak menghargai nikmat,maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya
 [Sirly Assaqathi]

-Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal,sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi
 [Al-Qusyairi]

-Jika Allah bersamamu,maka jangan takut kepada siapa saja,akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersama
 mu,maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu?[Hasan al Banna]

-Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada  mencacinya,mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi dan memutuskan tali silaturahmi lebih  baik dari pada bertengkar[Seorang Ulama]

-Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama[Umar bin Abdul]

-Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama,maka ketahuilah bahwa  sesungguhnya ia tidak memiliki agama[Abu Abdilah al-Shdik]

-Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut : banyak makan yang rasanya  asam,sering bersedih,banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu,serta sering melakukan hubungan   seksual [Imam Ghozali]

-Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya,karena tipe teman seperti itu  sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari [Imam Ghozali]

-Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehingga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala  kelemahan dan kehinaanku [Ali Bin Abu Thalib]

-Barang siapa menjaga kehormatan orang lain,pasti kehormatan dirinya akan terjaga[Sayidina Umar bin  Khattab]

-Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya,orang yang suka menghina orang lain,dia juga akan  dihina,orang yang mencintai akhirat,dunia pasti menyertainya.

-Aku mengamati semua sahabat,dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik dari pada menjaga lidah,saya  memikirkan tentang semua pakaian,tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa,aku  merenungkan tentang segala jenis amal baik,namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi  nasihat baik,aku mencari segala bentuk rezki,tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
 [Sayidina Umar bin Khattab]

Minggu, 17 Juni 2012

PUPUJIAN

Pupujian,Cermin kearifan orang Sunda

Dalam seni suara pun,kita pasti pernah mendengar lantunan''Pupujian''bertajuk''Anak Adam''di masjid-masjid atau Tajug pada masyarakat agraris,sebagai berikut :

Anak Adam urang di dunya ngumbara
umur urang di dunya moal lila
Anak Adam umur urang teh ngurangan
Saban poe saban peuting dikurangan.

Kalimat pupujian atau Nadhoman ini memiliki semangat profektik yakni betapa tidak hidup itu akan berakhir dan menyadarkan para pemuji dan pendengarnya untuk menunaikan ibadah shalat ketika adzan di kumandangkan,ini juga mengindikasikan urang sunda memiliki semangat egalitarianisme dalam berinteraksi dengan masyarakat lewat cara mengajak Sunda Islam anu Eusleum secara lemah lembut.

Mengapa''pupujian''dilakukan setelah selesai''ngong''Adzan...?sebab,inti hidup yang mesti direfleksikan muslim Sunda adalah membuat hidupnya lebih berarti dengan beribadah dan mengabdi demi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan melalui syair-syair yang mengingatkan kepada kematian.

Dengan mengingat kematian,maka diharapkan di Sunda dapat menghidupkan kembali sakralitas Tuhan dalam kehidupan dengan tidak melanggar tata-darigma yang sesuai dengan ajaran Agama Islam yang bernilai universal dan bisa ditawar hingga terbeli oleh budaya lokal.Yang penting,saat ini adalah memelihara agar aktivitas ''pupujian''jangan dipinggirkan dengan alasan tidak berdasarkan pada sunah Nabi.

Sebab,di dalam syair-syair pupujian tersebut tidak akan menemukan bahwa kedamaian menyebarkan ajaran Islam tidak harus dilakukan secara keras,bahkan ketika saya pulang kampung ke daerahpun Uwa Ajengan memberikan ''pupujian''yang menggedor hati,jiwa,rasa dan jasad saya untuk terus beramal saleh,kalau tidak salah,bunyi pupujian itu sbb :

''Sanes bae yati teh nu maot ramana
Sanyatana yatim nu teu berelmu teu beramal
Sanes kagindingan nu makean badan
Saliim...saliim

Syair dalam versi terjemahan berbahasa Sunda ini,tanpa disertai syair berbahasa Arabnya menyadarkan saya bahwa kemajuan peradaban ditentukan oleh ilmu dan amal.Tentunya merujuk pada''pupujian''tersebut,selain ilmu dan amal,yang wajib dimiliki oleh muslim Sunda,adalah : Kedamaian menebarkan ajaran agama Islam.

Itulah yang saya namakan dengan Ki Sunda Islam anu Sawawa ! Oleh karena itu,untuk konteks kekinian di kedalaman jati diri urang Sunda mestinya ditanamkan kearifan dalam ngageuman agama islam,guna menciptakan relasi sisial keagamaan yang tidak meminggirkan pemahaman keagamaan teurah Ki Sunda yang lainnya,ingat bahwa Ki Sunda pun dulu pernah jatuh hati ke Hindu dan Budha.

Maka,Ki Sunda hari ini dan masa depan harus mewujudkan dalam wujud manusia yang mampu menafsirkan warisan kebudayaannya dan keberagamaannya secara arif dan bijaksana untuk kepentingan Sunda kiwari dan seluruh umat manusia,itulah Sumbangan Sunda buat bangsa,agama dan negara,bahkan,buat dunia,lho ! Wallahua'lam.

Diropeea ti Blog : Kang Sukron
Semoga ada manfa'atnya untuk kita semua.amin

Sejarah Asal Usul Desa Arjawinangun

Diceritakan dalam alam pengembaraannya untuk mencari dan memperdalam agama islam,dua orang Pajajaran Raden Walangsungsng dan Adiknya Nyi Rarasantang,sampai ke Mesir menunaikan Ibadah Haji,Raden Walangsungsang pulang ke Cirebon dengan sebutan Haji Abdullah Iman,sedangkan adiknya Nyi Rarasantang tetap berada di Mesir karena telah bersuami dengan Syarif Abdullah seorang Raja Mesir,berputra dua orang yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah,tidak lama kemudian setelah Syarif Hidayatullah dilahirkan,ayahandanya wafat.

Menginjak usia dewasa,Syarif Hidayatullah berpamitan kepada ibunya pergi ke Cirebon sambil mencari Guru untuk memperdalam ajaran agama islam.di Cirebon bertemu dengan Uwaknya H.Abdullah Iman atau di sebut juga Pangeran Cakra Buana yang telah memiliki seorang Putri Nyi Mas Pakungwati,dari pernikahan dengan Nyai Endang Geulis,Syarif Hidayatullah dinikahkan dengan Nyi Mas Pakungwati dan menduduki Keraton Paakungwati dengan gelar Sultan Syarif Hidayatullah atas pemberian nama Uwaknya Pangeran Cakra Buana.

Belum lama di Cirebon,Syarif Hidayatullah pergi mengembara ke Negri Cina untuk menuntut ilmu dan menyebarkan agama islam,di negri Cina Syarif Hidayatullah sangat dihormati oleh masyarakat yang di datangi dan banyak pula yang menganut agama islam,karena dianggap orang sakti dan sangat ramah dengan penduduk.

Pada suatu ketika terjadi kebakaran di pembakaran keramik,di dalam rumah menyala di landa api,tak ada seorangpun yang berani menyelamatkan bayi yang masih ada di dalamnya,dengan tenangnya Syarif Hidayatullah masuk untuk menyelamatkan bayi lewat kobaran api yang menyala,bayi dapat di selamatkan dengan keadaan segar bugar,begitu pula dengan Syari Hidayatullah,pakaiaannya tidak terbakar sedikitpun.penduduk terkagum kagum dan dianggap orang sakti.

Peristiwa itu terdengar Kaisar Cina yang menjadikan dirinya gusar dan marah,maka dibuatlah tipu muslihat,diundanglah Syarif Hidayatullah ke Istana untuk menebak apakah Putri An Liong Tien benar-benar mengandung,semula Syarif Hidayatullah akan menerima hukuman yang berat dari Kaisar karena di perut Putri An Liong Tien hanyalah sebuah bantal belaka yang di letakkan didalam perutnya,sehingga persis seperti orang mengandung,akan tetapi dalam keputren seorang emban menjerit-jerit bahwa Putri An Liong Tien benar- benar mengandung,setelah dilihat oleh Kaisar benar juga adanya,Syarif Hidayatullah menyelinap keluar dari Istana dan kembali ke Cirebon.

Putri An Liong Tin berpamitan kepada ayahnya untuk mencari calon suami di Cirebon,dalam pertemuannya digunungjati Putri An Liong Tin dinikahi oleh Syari Hidayatullah dan di tempatkan di daerah Luragung,Putri An Lion Tin mengangkat putra Ki Gede Luragung bernama Arya Kemuning,kemudian namanya menjadi Adipati Arya Kemuning.

Pada saat menginjak usia dewasa,Dipati Arya Kemuning yang telah ditinggal ibunya wafat,pergi ke Gunungjati untuk ayahandanya Syarif Hidayatullah,Sultan Syarif Hidayatullah menerimanya dengan suka hati,kemudian Dipati Arya Kemuning di tugaskan untuk mengundang Suryadarma di Indramayu agar datang ke Gunungjati.

Sekembalinya Arya Kemuning setelah melaksanakan amanat Ayahandanya,karena kelelahan,Dipati Arya Kemuning istirahat untuk melepaskan lelah,ditempat istirahat Dipati Arya Kemuning itulah sekarang disebut Arjawinangun.

Arjawinangun terdiri dari dua kata ARJA dan WINGUN. artinya bahagia dan Winangun artinya membangun atau telah selesai melaksanakan tugas.

Dari kisah sejarah ini semoga menjadikan kita mengenal menghormati akan jasa-jasa para leluhur kita di tanah Cirebon dan tentunya kita sewaktu2 untuk mendoakannya.amin 

Sabtu, 16 Juni 2012

Sejarah Asal-Usul Desa Ciledug

Untuk mengamankan daerah dari orang-orang yang tidak mau masuk islam ,Ki Bledug Jaya meminta dikirimi prajurit tangguh dari Caruban Larang untuk melatih para pemuda dan orang-orang dewasa penduduk Pagedangan. Setelah bantuan pasukan datang,mereka melatih penduduk Pagedangan disuatu tempat,sehingga tempat itu menjadi berdebu[ledug-bahsa Jawa]sampai-sampai air[Cai-bhs Sunda]yang akan digunakan untuk mandi,mencuci dan minum bercampur ledug[debu]akhirnya tempat latihan itu terkenal dengan sebutan Ciledug hingga sekarang.

Untuk memenuhi kebutuhan Keraton Cerbon,Ki Bledug Jaya diperintahkan oleh Syarif Hidayatullah[Sunan Gunungjati] agar berdiam di Keraton Caruban Larang,tetapi pada hari Senin dan Kamis Ki Bledug Jaya diperkenankan untuk melihat daerahnya.[Orang-orang masih percaya bahwa sampai sekarang Ki Bledug Jaya pada hari Senin dan Kamis berada di Ciledug.Pada hari Senin dan Kamis banyak orang datang berziarah ke tempat tersebut].

Pada abad ke 15 daerah Pagedangan termasuk Wilayah Kerajaan Galuh yang menguasai daerah Jawa Barat sampai batas Cipamali[Sungai ini sekarang menjadi batas antara Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah].Agama yang di anut oleh masyarakat ketika itu kebanyakan menganut agama Hindu-Budha pengaruh dari luar daerah.Pada saat itu,di Cirebon telah berkembang agama islam yang dikembangkan oleh Pangeran Walangsungsang[Mbah Kuwu Cerbon],putra Prabu Siliwangi penguasa Kerajaan Galuh/Pajajaran. Dalam rangka mengembangkan/mensiarkan agama islam,Pangeran Walangsungsang dibantu oleh putra Nyai Rarasantang adiknya yang bernama Syarif Hidayatullah yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Gunungjati. Dengan adanya Pangeran Walangsungsang menyebarkan agama islam,maka wilayah Kerajaan Galuh diliputi rasa kekhawatiran,para sesepu Galuh yang beragama Sanghiang merasa kehilangan wibawa dan kepercayaan dari masyaraktnya,antara lain Ki Arya Kidang Layaran yang juga sedang kecewa karena salah seorang anaknya yang bernama Raden Layang Kemuning mengundurkan diri sebagai Pepatih Kerajaan Galuh,meninggalkan segala kebesaran dan pergi mengembara tanpa pamit,sedangkan tempat tujuannya pun tidak diketahui rimbanya,untuk mencarinya Ki Arya Kidang Layaran mengutus Nyi Ratu Layang Sari adik Layang Kemuning.

Dalam pengembaraannya,Raden Layang Kemuning menetap dan berdiam menyendiri di suatu tempat di tepi Sungai Ci Sanggarung,ia menyamar sebagai tukang nyarah[mengambil kayu yang hanyut di sungai] dan berganti nama dengan nama Malewang.Pada suatu hari,langit mendung,halilintar bergelegar dan turunlah hujan yang sangat deras bagai ditumpahkan dari langit,akibat hujan lebat Sungai Ci Sanggarung banjir mendadak Airnya menggemuruh dan berulang-ulang menghanyutkan segala yang menghalangi,termasuk tubuh Ki Malewang yang sedang nyarah ikut hanyut,dalam keadaan pingsan ia terdampar di daerah Pagedangan,tiada selembar kainpun yang melekat di tubuhnya,karena waktu nyarah pakaiannya diletakkan ditepi Sungai[Tempat terdamparnya Ki Malewang sekarang bernama Pelabuhan].

Ratu Layang Sari yang di utus ayahandanya untuk mencari kakaknya yang bernama Raden Layang Kemuning belum mendapatkan hasil,akhirnya sampailah di tempat Ki Malewang terdampar,melihat ada tubuh seorang laki-laki yang tergeletak di tepi sungai dalam keadaan tanpa busana,maka keinginan untuk menolong diurungkan,tetapi ia melemparkan selendang untuk menutupi tubuh yang tergeletak itu,lau ia meninggalkan tempat itu dengan tidak mengira bahwa yang tergeletak adalah tubuh Kakanya yang selama ini ia cari.Setelah Ki Malewang sadar dari pingsannya,bukan main kagetnya berada di tempat itu dalam keadaan telanjang,hanya tertutup selembar selendang,ia pun bertanya-tanya dalam hati,siapa orang yang telah menutupi badannya dengan selendang itu

Di Pagedangan itu Ki Malewang membuatt gubuk untuk tempat tinggal,dan pepohonan disekitarnya ditebang untuk dijadikan lahan pertanian,daerah tepi sungai Cisanggarung tempat kediaman Ki Malewang itu sangat subur,sehingga orang-orang berdatangan ke tempat itu,dan lama kelamaan ramailah daerah Pagedangan banyak penghuninya,beberapa tahu kemudian,datanglah enam orang utusan dari kerajaan Galuh setelah mendengar keberadaan Raden Layang Kemuning di Pagedangan dengan maksud agar Raden Layang Kemuning mau kembali ke Kearajaan Galuh,tetapi Raden Layang Kemuning[Ki Malewang]menolak,bahkan orang utusan itupun ingin menetap di Pagedangan dengan tujuan mengabdi kepada Raden Layang Kemuning mengembangkan Pedukuhan.

Keenam orang tersebut adalah :

1.Ki Gagak Singalaga[Ki Gatot Singalaga]
2.Ki Angga Paksa
3.Ki Angga Raksa
4.Ki Kokol
5.Ki Jala Rawa[Ki Sekar Sari]
6.Nyi Godong Lamaranti[Disebut Nyai]

Ketika Mbah Kuwu Cerbon mengetahui bahwa daerah sebelah timur ada sebuah Pedukuhan yang masih menganut agama Sanghiang,maka ia bersama pengikutnya mendatangi Pagedangan untuk menyampaikan agama islam,kedatangan Mbah Kuwu Cerbon diterima dengan baik oleh Ki Malewang,yang kemudian ia beserta para pengikutnya masuk agama islam dengan tulus.

Untuk menambah keyakinan,Ki Malewang bersama pengikutnya mengangkat sumpah di depan Mbah Kuwu Cerbon sebagai bukti kesetiaannya memeluk agama islam,pada waktu sumpah itu dilaksanakan,tiba-tiba langit mendung gelap tertutup mendung dan halilintar yang sangat dahsyat menyambar Ki Malewang,suara menggelegar : Bleduuuug[didaerah itu disebut Bledug].Tubuh Ki Malewang tetap tegar,tidak bergetar dan tidak berubah sejak kejadian itu Ki Malewang mendapat gelar ''Ki Bledug Jaya''.

Pada tahun 1479 Syarif Hidayatullah diangkat Susuhunan di Caruban Larang,beliau memperluas Keraton Pakungwati dan akan didirikan Masjid Agung Sang Ciptarasa,karena memerlukan kayu jati yang baik dan kuat,maka Sinuhun menugaskan Ki Bledug untuk mencarikan Kayu Jati yang baik.

Bersama dengan para pengikutnya Ki Bledug Jaya menebang kayu di Bulak Kasub[daerah Dukuh Jeru-Brebes]dan mengirimkannya ke Cirebon.Kelebihan dan sisa kayu yang di bawa ke Cerbon oleh Ki Bledug Jaya dan para Pengikutnya di buat Bali yang besar.Balai[Bale]besar itu digunakan untuk tempat bermusyawarah dalam rangka penyebaran agama islam.DiBalai itu juga Mbah Kuwu Cerbon memimpin dan mengatur cara penyebaran agama islam,Balai itu lebih dikenal dengan sebutan Bale Kambang Ranjang[Bale Kambang]itu mempunyai enam buah tiang penyangga,hal ini dimaksudkan untuk mengenang jasa keenam pengikutnya yaitu : Ki gagak Sigalaga,Ki Angga Paksa,Ki Angga Raksa,Ki Kokol,Ki Jalak Rawa dan Nyi Godong Lamaranti.

Bale Kambang ini selain tempat musyawarah juga digunakan oleh ki Bledug Jaya untuk mengambil sumpah orang-orang yang baru masuk agama islam agar tidak kembali ke agama Sanghiang.

Ki Bledug Jaya/Ki Malewang/Raden Layang Kemuning wafat di Cirebon dan atas Jasanya dalam penyebaran agama islam beliau dimakamkan di Astana Gunungjati  Blok Ganggong Pamungkuran.

Dari sejarah asal-usul Desa Ciledug ini semoga anak cucu kita khususnya daerah Ciledug akan mengenalnya tau akan sejarah desanya dan tak lupa pula untuk mendoakan para leluhur tersebut yang telah berjasa selama ini,semoga bermanfa'at untuk kita semua.amin

Sejarah Asal Usul Desa Sindang Laut

Desa Sindang Laut adalah salah satu desa tertua di Cirebon,hal ini didasarkan kepada pertimbangan bahwa leluhur masyarakat Sindanglaut sudah ada sejak dahulu sebelum berdiri Kerajaan Caruban[Cirebon]yang menurut sistem zaman para wali disebut zaman Dupala.

Sebelu agama islam berkembang Desa Sindanglaut ini dahulunya merupakan suatu pedukuhan yang bernama Pedukuhan''DUKUH AWI''Dukuh artinya daerah atau tempat kediaman dan Awi[bhs Sunda artinya Bambu].jadi ''Dukuh Awi''berarti daerah berbambu/tempat tumbuhan bambu,nama tersebut berkaitan dengan keadaan alam di Sindanglaut yang memang sampai saat ini banyak terdapat tanaman bambu/awi yang jenisnya bermacam-macam.

Pada awal penyebaran agama islam,Pangeran Walangsungsang/Pangeran Cakrabuana/KiSomadullah/Haji Abdullah Iman/Pangeran Sapujagat/Ki Kuwu Caruban II berhasil menaklukan kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Cirebon yang beragama Hindu atau Budha.oleh karena keberhasilannya itulah beliau mendapat sebutan Pangeran Sejagat,salah satu negeri/kerajaan yang berhasil di taklukannya adalah Negri Japura[sekarang disebut Astanajapura]yang merupakan bagian dari Kerajaan Galuh,kerajaan Japura pada saat itu di Pimpin oleh Prabu Amuk Marugul Sakti Mandraguna karena terkenal akan kesaktiannya.

Setelah menaklukan Negri Japura,Pangeran Sapujagat bersama para prajurit singgah di Dukuh Awi tepatnya di Sindang Pncuran sekarang,sedangkan pusat Pedukuhan Dukuh Awi terletak di ujung Barat yang sekarang dikenal dengan sebutan Sindang Kosong[Daerah Dangdeur].

Adapun tempat persinggahan Pangeran Sapujagat dan para prajurinya itu disebut Sindang Pancuran,karena ditempat itu terdapat mata air yang memancar yang ditemukan oleh Pangeran Sela Ganda dan Pangeran Sela Rasa,dengan pertimbangan bahwa mata air itu merupakan sumber kehidupan masyarakat,maka diadakanlah musyawarah para tokoh Dukuh Awi,yakni :

- Pangeran Cakrabuana/Ki Kuwu Caruban II/Pangeran Sapujagat
- Pangeran Kuningan
- Pangeran Gelang
- Pangeran Galing
- Pangeran Sela Ganda
- Pangeran Sela Rasa
- Pangeran Demas
- Pangeran Selaka
- Patih Nurzaman
- Syekh Bakir
- Ki Bagus Tapa
- Ki Syi'ah
- Ki Sumur Tutup
- Mbah Pulung
- Nyi Sondhara
- Nyi Sondhari
- Nyi Subanglarang/Nyi Subang Krancang
- Nyi Randa Embat Kasih

Dari hasil musyawarah adalah masyarakat yang tinggal di Sindang Kosong[Daerah Dangdeur]dipindahkan ke lokasi yang dekat dengan mata air Pancuran berikut pusat Pedukuhannya kesebelah Timur sungai CiPutih[sekarang termasuk Blok Manis],hal ini untuk memperluas hubungan dengan Pedukuhan lain serta untuk memperlancar proses Islamisasi,dalam musyawarah tersebut disepakati pula bahwa nama Duku Awi dirubah dengan nama  Sindanglaut yang artinya tempat persinggahan Pangeran Sapujagat/Ki Kuwu Caruban II bersama Prajurit.

Setelah beberapa lama Pangeran Sapujagat bersama para prajuritnya singgah beristirahat di Sindang Pancuran,beliau melanjutkan perjuangannya menyebarkan islam ke wilayah lain.Agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak lawan,pra prajurit diperintahkan menyamar sebagai rakyat biasa dan atas usul Patih Nurzaman[asal Campa]yang telah bergabung dengan prajurit Pangeran Sapujagat para prajurit itu mengubur sebagian persenjataan dan perbekalannya.

Kuburan persenjataan dan alat perbekalan Pangeran Sapujagat dan para prajurit itu sekarang masih ada di areal pemakaman Sindang Pancuran,yang bersama mata air Pancuran peninggalan Pangeran Sapujagat masih dikeramatkan oleh sebagian masyarakat,untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk dibuatlah Pancuran kedua yang berlokasi disebelah selatan pancuran pertama.

Di dalam perkembangan selanjutnya,pusat Pemerintahan Desa Sindanglaut telah tiga kali berpindah tempat yakni :

1.Di Sindang Kosong[Dangdeur sebagai pusat Pedukuhan Dukuh Awi
2.Di Sindang Tengah[Sekarang termasuk Blok Manis]
3.Di Sindang Tengah bagian Timur[Sekarang termasuk Blok Pahing]

Pindahnya pusat Pemerintahan dari Sindang Tengah bagian Barat[Blok Manis]ke bagian Timur[Blok Pahing]itu terjadi sekitar tahun 1811 pada jaman Pendudukan Refles/Inggris di Indonesia,dengan alasan untuk memudahkan hubungan/komunikasi antar desa lain dan antar desa dengan Kota.

Demikian sejarah ini yang bisa kami sajikan semoga ada manf'at didalam isi cerita ini karena berkat beliau para leluhur kita bisa bertempat tinggal terutama masyarakat Sindanglaut agar untuk menyempatkan bersilaturahim mendo'akan nama-nama para leluhur tersebut,semoga bermanfa'at.amin