Sabtu, 26 Mei 2012

AHLI IBADAH dan Penyebab Keresahannya

''Sesungguhnya yang menyebabkan keresahan hati(perasaan) orang ahli ibadah dan orang-orang Zuhud dari segala sesuatu,disebabkan masih ada sighat(penghalang untuk melihat Allah)didalam tiap sesuatu,andaikata mereka bisa menyaksikan didalam tiap sesuatu pasti mereka tidak akan risau(terhadap)segala urusan.''

Orang ahli ibadah adalah orang yang sama mentaqarrubkan(mendekatkan)diri kepada Allah dengan jalan mengerjakan berbagai amalan ibadah.

Sedang orang Zuhud adalah orang yang sama mentaqarrubkan(menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah) kedua golongan ini selalu menyingkirkan atau menjauhkan diri dari pergaulan khalayak ramai,karena mereka dianggap sebagai pembawa perintang dan pengahalang untuk menghadap kepada Allah.Sehingga mereka(orang ahli ibadah dan orang zuhud tidak bisa khusyu atau konsentrasi didalam menghadap kepada Dzat Yang Maha Agung lagi Bijaksana(Allah)

Para makhluk yang menyebabkan keresahan hati didalam hatinya orang ahli ibadah dan orang Zujud,keresahan yang terdapat pada makhluk-makhluk itu misalnya memfitnah,mengumpat,congkak dan lain sebagainya.

tetapi apabila orang-orang ahli ibadah dan Zuhud dapat menyaksikan Allah didalam setiap sesuatu artinya mereka dapat menyaksikan Allah walupun bergaul dengan manusia,berarti ada cahaya Illahi yang menyinari dirinya sehingga rintangan yang menghalanginya itu akan silau atau tersingkap berkat adanya cahaya tersebut.Perbuatan semacam ini sama halnya yang dilakukan oleh orang-orang ahli ma'rifat tatkala menghadap Allah,tanpa ada hijab(penghalang)dikala bergaul dengan sesamanya,sehingga keresahan-keresahan yang datangnya dari makhluk tidak kunjung datang.

Oleh : Labib MZ/Maftuh Ahnan
SAMUDRA MA'RIFAT

WIRID dan WARID

Wirid adalah merupakan pengabdian kepada Allah untuk menghadap kepada-Nya.
Artinya :

''Tidak akan meremehkan wirid kecuali orang yang sangat tolol,Karunia Allah (warid) terdapat di akhirat,sedang wirid akan terlibat(habis)dengan terlipatnya(habisnya) dunia.Dan sesuatu yang lebih baik(seutama-utamanya),yang harus diperhatikan oleh seorang adalah yang tidak terganti wujudnya(tidak kunjung habis)itulah hajat kebutuhanmu dari Allah.Maka dimanakah letak bandingan antara perintah Allah kepadamu dengan pengharapanmu dari Tuhan.''

Mengenai Wirid dan Warid akan kita uraikan dibawah ini dengan sekasama.
Wirida adalah bentuk segala macam ibadah baik lahir maupun bthin,wajib maupun sunnah yang dijalankan dengan rutin.Sedangkan Warid adalah pemberian Allah kepada hamba-Nya yang berupa keterangan,cahaya Ilahi,kesenangan berbuat ibadah,taufik dan hidayah yang semua berjalan didalam bathin seseorang.

Dua hal ini adlah sangat erat hubungannya yang tak boleh dipisah-pisahkan jika tidak ada warid(karunia Allah)tentu tidak ada Wirid(ibadah secara rutin).

Wirid ini berlaku hanya di dunia saja,dunia habis(musnah)berarti menunjukkan habis wiridnya,meninggalnya seseorang berarti hilanglah pekerjaan wirid,dengan kata lainumumnya wirid sama dengan umurnya dunia.

Kerutinan itu memang diperlukan oleh seorang insan dalam menjalankan amal Ubudiyah sehari-hari.Amalperbuatan yang nilainya rendah atau sedikit tapi dikerjakan rutin secara kontinyu atau terus menerus lebih baik daripada amalan yang nilainya tinggi tapi dikerjakan secara terputus-putus.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda dalam hadistnya :

''Amal perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah ta'ala adalah amal yang dikerjakan secara terus menerus(kontinyu)meskipun sedikit.''

''Terus menerus mengerjakan beberapa wirid itu termasuk akhlak orang mukmin,jalannya orang-orang ahli ibadah dan dia bisa menambah iman serta tambah keyakinan.''

Wirid adalah merupakan cara pengabdian kepada Allah untuk menghadirkan hati kepada-Nya serta mencari kenikmatan dengan mengingat (berdzikir kepada-Nya).Adapun yang dimaksud dengan dzikir disini adlah kehadiran hati,maka seyogyanya inilah yang menjadi tujuan orang-orang yang berdzikir.Orang yang bedzikir hendaklah berusaha untuk menghasilkan dzikir lisan dan dzikir hati dengan memahami apa yang ia ucapkan,sebagaimana ketika membaca Al Qur'an.

Oleh sebab itu menurut pendapat yang shohih dan mukthar(terpilih dikalangan ulama)disunnahkan(mustahab)bagi orang yang berdzikir dengan kalimat laa Ilaahaillaah(tiada Tuhan selain Allah)dengan memanjangkan dzikir itu.

Dengan wirid inilah orang bisa membersihkan hatinya dan menarik cahaya untuk menerangi hatinya,oleh karena itu janganlah kamu meremehkan tentang wirid tiada yang meremehkan wirid ini kecuali orang yang sangat tolol,karena ia tidak mempunyai pengertian sama sekali.

Ketahuilah bahwa wirid itu mempunyai dua keistimewaan bila dibandingkan dengan warid,yaitu :

1.Wirid itu waktunya hanya dilakukan di dunia saja,artinya bila ia tertinggal untuk menjalankan wirid maka
   ia tidak bisa untuk menggantikannya.Umumnya wirid sama dengan umurnya dunia ,dunia musnah berarti
   musnahlah wirid.Sedangkan Warid sampai kelak diakhirat.

2.Wirid itu adalah hak Allah yang diperintahkan atasmu,sedang Warid adalah hakmu yang kamu ajukan kepada Aallah.

Hasan Al Bishry ra.Berkata

''Barangsiapa yang sama hari kininya,maka ia rugi.Dan barangsiapa yang harinya itu lebih buruk daripada kemarin maka ia marum(tidak mendapat rahmat).Dan barangsiapa yang tidak bertambah berarti kurang .Dan barangsiapa yang makin berkurang amalnya,maka mati adalah lebih baik baginya.''

Oleh :Labib MZ/Maftuh Ahnan
SAMUDRA MA'RIFAT 

Manfa'at Menjalankan Shalat

Shalat adalah suatu bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah yaitu pekerjaan yang mulia dengan Takbirotul Ihrom dan diakhiri dengan salam.Dan Shalat adalah merupakan kewajiban bagi seorang muslim,waktu dan tata caranya sudah ditetapkan oleh Rasulullah

Shalat adalah merupakan tiang agama,oleh karena itu barang siapa yang mengerjakan shalat berarti ia menegakkan agamanya,sebaliknya barangsiapa yang meninggalkan berarti ia merobohkan agamanya.

Orang yang selalu mengerjakan shalat hatinya bersih/jernih jauh dari kotoran dosa serta jauh dari perbuatan maksiat,serta segala perilaku selalu memancarkan cahaya Ilahi,itulah faedah atau hasil dari menjalankan shalat,sebagaimana firman Allah.

''Sesungguhnya shalat itu adalah dapat mencegah dari perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar.''

Kalau seandainya ada orang yang selalu mengerjakan shalat tapi ia suka mengerjakan perbuatan maksiat,suka memfitnah itu berarti dia kurang konsentrasinya dalam bermunajat kepada Allah serta kurang menjiwai shalat itu.Seandainya ia benar-benar tahu isi dari shalat itu tentu tidak mau atau enggan untuk mengerjakan maksiat.

Shalat adalah merupakan hubungan langsung kepada Allah(bemunajat),jadi segala bacaan dan gerak-gerik kita selalu dipandang dan diawasi walaupun kita tidak tahu.Allah mengetahui(ini namanya ikhsa).

Shalat yang kita lakukan setiap sehari semalam lima kali adalah merupakan do'a-do'a yang kita ajukan kepada Allah.

Inilah bacaan Surat Al Fatihah,misalnya :
''Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu)jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka bukan jalan yang dimurkai dan bukan(pula jalan)mereka yang sesat.''(Al Fatihah 6-7).

Begitulah pentingnya shalat bahkan sangat menentukan bagi seorang hamba kelak.Apabila shalatnya baik maka baiklah semua amal perbuatan lainnya.Dan pabil rusak shalatnya maka rusaklah semua amalnya.Dan shalat ini adalah masalah pertama ditanyakan Allah kelak tatkala menghadap kepada-Nya.

Rasulullah Bersabda :
''Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti air tawar yang mengalir dimuka pintu seprang dari kalian.Dia mandi di sungai itu setiap hari lima kali,maka apakah kalian lihat setelah itu?Apakah masih tertinggal dari kotorannya?''

Orang yang mandi tentu badan bersih dari kotoran-kotoran apalagi dia mandi dalam sehari lima kali,tentu tambah bersih,bila ada orang yang mandi lima kali belum bersih dari kotorannya,pasti orang itu belum pandai dalam menggunakan mandinya itu,boleh jadi airnya itu keruh atau dikala mandi tidak pakai sabun.

Begitupun juga shalat,apabila orang seusai mengerjakan shalat tentu diri serta jiwa raganya bersih dari kotoran-kotoran dosa yang melekat pada jiwa raganya.Apabila dalam sehari semalam dari mengerjakan shalat lima kali,tentu tambah bersih dan jauhlah dari kotoran-kotoran yang menempel pada dirinya,jika masih ada orang yang mengerjakan shalat tetapi prilakunya bejat dan akhlaknya menurun,berarti orang tersebut belum memahami betul akan arti shalatnya dan kurang konsekuen dikala berhadapan langsung dengan Allah.Demikian maksud intisari hadist diatas.

Semoga kita semua pandai dan semangat didalam mengerjakan hingga kita kelak dapat mengambil buahnya dan semoga dimasukkan dalam golongan hamba-hamba yang sholih,amin.

Oleh : Labib MZ/Maftuh Ahnan
Samudera Ma'rifat

Hakekat Keramat

''Tidak Semua orang yang telah tetap Kekhusuannya(kekeramatannya)itu pasti sempurna keikhlasannya.''

Karomah adalah yang luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada seorang yang alim(wali),misalnya ia bisa melipat bumi hingga ia dapt menempuh jarak bumi ini dengan dekat,berjalan diatas air,bisa terbang dan lain sebagainya.

Maksud dan tujuan Allah memberi karomah atau kekeramatan kepada seseorang untuk menunjukkan dan memperkenalkan bukti bahwa kekuasaan Allah tidak tergantung?terikat sebab dan kebiasaan,bahkan sebab kebiasaan itu sering menghijab manusia dari kodrat kekuasaan Allah.Sebagai awan yang menutupi sinar Matahari ke-Esaan Allah,maka yang silau oleh kekeramatan itu terhina,tetapi yang tetap menembus awan itu kepada kekuasaan Allah,sehingga tetap hubungannya tidak terputus.

Orang yang telah diberi kekeramatan oleh Allah belum tentu ia sudah sempurna keikhlasannya/penyakit hawa nafsu,sebab dia belum diberi oleh Allah istiqomah(keteguhan hati untuk menjalankan amal ibadah)sehingga kadang-kadang hawa nafsu masih menyelimuti dirinya,akhirnya ia berbuat yang tidak senonoh dengan tuntunan Allah.Padahal hakikat sebenarnya keramat adalah sudah istiqomah.

Memang istiqomah sangat dibutuhkan dalam menjalankan amal ibadah kepada Allah,sehingga tercapailah cita-cita kita untuk menghadap kehadirat Allah yang disebut dengan Waliyullah(kekasih Allah)

Sumber: Samudra Ma'rifat
Oleh : Labib MZ/Maftun Ahnan

Rabu, 23 Mei 2012

Hakekat Dua Kalimah Syahadat(Syahadatain)

File Under : Religi By Akbar Ariansyah

Islam harus dilaksanakan secara sempurna,tidak boleh hanya melaksanakan sebagian dan meninggalkan bagian yang lain,agar dapat melaksanakan islam secara sempurna/Kaffah,sebagaimana diperintahkan dalam surat Albaqoroh ayat 208,maka harus tahu kerangka ajaran islam.
Artinya:
''Hai orang-orang yang beriman,masuklah kamu sekalian kedalam islam secara Kaffah(keseluruhan,sempurna,global),dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan,sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.''(QS.Albaqoroh 2:208).

Kerangka ajaran islam dapat digambarkan sebagai sebuah bangunan rumah yang terdiri dari tiga bagian penting dimana satu bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain,bagian yang satu merupakan penyempurnaan bagian yang lain,sehingga apabila satu bagian di tiadakan maka akan hilanglah bagian yang lain atau seluruhnya.

Bangunan rumah sebagai tempat berlindung haruslah mempunyai persyaratan yang sebaik-baiknya agar pemiliknya menjadi tenang dan tentram.Maka keharusan pemilik yang pertama adalah membuat pondasi yang kuat di atas tanah yang baik,selanjutnya mencari bahan bangunan yang baik,kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama,kemudian memberikan penahan atap yang tidak mudah lapuk dengan hujan dan tidak lekas menyusut akibat terik matahari.

Maka sebagai seorang muslim yang merasa memiliki dan bertanggungjawab atas hak milik tersebut hendaknya memelihara secara keseluruhan dari pada bangunan tersebut,dan jangan hanya sebagian saja,kalau mau bangun rumah jangan hanya pondasi saja yang karena betapapun iindahnya dia belum dapat berfungsi,tetapi hendaknya dilengkapi dengan sempurna dengan bagian-bagiannya yang lain yaitu bangunan dan atapnya.Itulah perintah Allah S.W.T,agar kita menyempurnakan apa yang telah kita yakini sebagaimana mestinya,sesuai dengan Surat Al-Baqaroh ayat 208.

Selasa, 22 Mei 2012

Wejangan : Mengapa Manusia harus Beragama

Diantara kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya terletak pada unsur rohani(mencakup hati dan akal,keduanya bukan materi).Dengan akalnya manusia yang lemah secara fisik dapat menguasai dunia dan mengatur segala yang ada diatasnya.karena unsur manusia inilah Allah menciptakan segala yang ada dilagit dan di bumi untuk manusia ( QS.Luqman 31:20).Dalam salah satu ayat Al-Qura'an ditegaskan,''Sungguh telah kami muliakan anak-anak Adam,kami berikan kekuasaan kepada mereka di darat dan di laut,serta kami anugerahi mereka rizki,dan sungguh kami utamakan mereka diatas kebanyakan makhluk kami lainnya.''(QS.Al-Isra 17:70)

Unsur akal pada manusia,awalnya masih berupa potensi (bil-quwwah) yang perlu difaktualkan (bil-fi'il) dan tampakkan.oleh karena itu jika sebagian manusia lebih untama dari sebagian lainnya,maka hal itu semata-mata karena hasil usahanya sendiri,karena itu dia berhak berbangga atas lainnya.Sebagian mereka adapula yang tidak berusah memfaktualkan dan menampakkan potensialnya itu,atau memfaktualkannya hanya untuk memuaskan tuntunan hewaninya,maka orang itu sama dengan binatang bahkan lebih hina dari binatang(QS.Al-A'raf 7:170 dan Al-Furqan 25:42.2) Termasuk unsur rohani adalah fitrah.Dari segi bahasa,kata firtah diambil dari kata Al-Fatihr yang berarti belahan,dan dari makna ini lahir makna-makna lain antara lain''penciptaan''atau''kejadian''.Konon sahabat Nabi Ibnu Abbas tidak tahu persis makna kata fathir pada ayat-ayat yang berbicara tentang penciptaan langit dan bumi sampai ia mendengar pertengkaran tentang kepemilikan satu sumur.salah seorang berkata.''Ana Fathartuhu''.Ibnu Abbas memahami kalimat ini dalam arti,''saya yang membuatnya pertama kali.''Dan dari situ Ibnu Abbas memahami kalimat /kata ini digunakan untuk penciptaan atau kejadian awal.fitrah manusia adalah kejadian sejak semula atau bawaan sejak lahirnya,dalam Al-Qur'an kata ini dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak dua puluh delapan kali,empat belas diantaranya dalam konteks uraian tentang bumi dan atau langit.sisanya dalam konteks penciptaan manusia baik dari sisi pengakuan bahwa penciptanya adalah allah,maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia yang terkhir ditemukan sekali yaitu pada surat Al-Rum ayat 30.

Maka hendaklah wajhmu kepada agama(pilihlah),fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah allah,itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Merujuk kepada fitrah yang dikemukakan di atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa manuisa sejak awal/asal kejadiannya,membawa potensi beragama yang lurus dan dipahami oleh para ulama sebagai tauhid.Selanjutnya dipahami juga fitrah adalah dari Khalq(penciptaan) Allah,kalau kita memahami kata la pada ayat tersebut dalam arti tidak,maka ini berarti bahwa seseorang tidak dapat menghindar fitrah itu,dalam kontek ayat ini,ia berarti bahwa fitrah keagamaan akan melekat pada diri manusia untuk selama-lamanya,walaupun  boleh jadi tidak di akui atau diabaikannya.Manusia memiliki fitrah yang merupakan modal terbesar manusia untuk maju dan sempurna.Din adalah bagian darin fitrah manusia,Muthahari,seorang pemikir Iran,menyebutkan adanya lima macam fitrah(kecenderungan)dalam diri manusia,yaitu mencari kebenaran(haqiqat),condong kepada kebaikan,condong kepada keindahan,berkarya(kreasi)dan cinta(Isyq)atau menyemba(beragama).Mesikpun kecenderungan beragama adalah suatu fitrah,namun untuk menentukan siapa atau apa yang pantas docintai dan disembah bukan merupakan bagian dari fitrah,melaikan tugas akal yang dapat menentukannya.Jadi jawaban dari pertanyaan mengapa manusia harus beragama,adalah bahwa beragama merupakan fitrah manusia,Allah S.W.T brfirman,''Maka hadaplah wajahmu kepada din dengan lurus,sebagai fitrah Allah yang atasnya manusia di ciptakan.''(QS.Ar-Rum 30:30)

Sumber pos :Amsi Zawjane

Agama Dalam Berbagai Pandangan

Wejangan

Secara leksikal,agama diartikan sebagai'Kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu'(KBBI,1989:9).Dalam bahasa arab,padanan kata agama adalah kata Din dan dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 92 kali...Menurut Ashfahani dalam kitab Al-Mufradat,kata Din mengandung dua dimensi yaitu ketaatan dan balasan.Sedangkan menurut Abul A'la al-Mawdudi,Al-qur'an menggunakan kata Din dalam arti :

1.Keperkasaan dan kekuasaan tertinggi
2.Ketaatan dan ketundukan pada kekuasaan tertinggi.
3.Aturan pemikiran dan perbuatan dari penguasa tertinggi.
4.Balasan yang setimpal dari ketaatan dan pelanggaran pada aturan penguasa tertinggi.
Sementara itu Abdullah Ad-Darraz mengemukakan bahwa agama adalah undang-undang Tuhan yang mendorong orang-orang yang berakal sehat dengan ikhtiar mereka pada kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

Bagi kaum sekuler,agama tak lain hanyalh bentuk keterpaksaan individu atau masyarakat dan kebutuhan yang bersifat sementara.Agama tumbuh sebagai akibat dari keadaan tertentu yng menimpa individu atau masyarakat.Berbeda dengan pandangan dengan kaum sekuler,kaum marxis berpandangan bahwa agama diwujudkan agar kelas penindas tetap dapat mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya dikalangan bangsa-bangsa.Para ahli psikologi memandang agama sebagai dorongan-dorongan antara apa yang ada yang ada dalam diri individu dan interaksi dengan lingkungan diluar dirinya,Freud misalnya memandang agama sebagai sesuatu yang berasal dari ketidakmampuan manusia menghadapi kekuatan alam di luar diri dan juga kekuatan insting dari dalam diri.Sedangkan Jung berpendapat bahwa hakekat dari pengalaman keagamaan adalah ketundukan pada kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan sendiri.Masih menurut Jung Agama merupakan fenomena yang lahir dari ketidaksadaran.

Dalam pandangan para sosiolog,agama dianggap sebagi suatu fenomena sosial dengan melihat kelembagaan suatu agama dan perilaku apara pemeluk agama.Salah seorang sosiolog barat,Durkheim menyatakan bahwa agama adalah suatu kesatuan sistem kepercayaan dan pengalaman terhadap sesuatu yang sakral yang lain dari yang lain,kepercayaan dan pengalaman yang menyatu dalam suatu komunitas moral yaitu gereja.

Terlepas dari berbagai pandangan-pandangan diatas,terhadap ciri-ciri umum yang biasanya terdapat dalam siste-sistem kepercayaan dan aktivitas keagamaan yaitu ;

1.Adanya unsur kebaktian
2.Pemisahan antar sakral dan profan
3.Kepercayaan terhada Tuhan/dewa-dewa
4.Penerimaan atas wahyu yang supranatural dan,
5.Pencarian keselamatan.

Sumber : Amsi Zawjane